Naila Menyapa Rembulan



Jendela kecil itu terbuka memaksa angin untuk menyeru ruang sempit yang kini terasa hampa, dalam sudut ruang itu si maniz memandang langit dengan yang dihuni ribuan bintang dan Rembulan yang telah menampakan cahnyanya.Deru tangiz membendung dalam lara, hati yang tertahan kini telah terurai dalam air mata.

"Apa kabar rembulan? kini kau menjadi saksi riduku, kepada bidadari hati yang kini telah pergi, Apa ini hanya mimpi?" 

hamparan dedaunan pun berjatuhan seriring tanya yang selalu terucap. 

"Kapan kita kan jumpa, kapan kita kan bertemu".

Semua cerita itu kini hanya tinggal kenangan~Rembulan sampaikan slam ku kepdanya bidadari hidupku yang selalu memberi tawa kala tangis, yang selalu memberi kehangatan kala ku dilanda duka.

Ibu walau ragamu kini telah pergi namun cintamu selalu mengiringi setiap nafas hidupku.

 Ya Allah kutitipkan dia kepada_MU dari Naila yang selalu mencintainya.

By. Vian



Post a Comment